Jumat, 12 September 2014
SIMPTOMATOLOGI MOOD DAN AFEK
MOOD
Definisi : suasana perasaan yang meresap dan terus-menerus yang mempengaruhi dan
mewarnai secara nyata semua aspek perilaku dan persepsi seseorang akan lingkungannya . (1,2,3)
Sedangkan afek merupakan ekspresi dari suasana perasaan internal. (1,2)
Pemeriksa bisa menilai mood pasien dengan melihatnya atau pasien menyatakan secara
sukarela tentang perasaannya atau apakah diperlukan untuk menanyakan kepada pasien
bagaimana perasaannya.(3)
Mood dinilai meliputi kedalaman, intensitas, durasi, dan fluktuasi.(1,3)
Mood dapat labil, berfluktuasi atau secara cepat berubah diantara hal2 yang ekstrem (mis,
tertawa terbahak2 dan perasaan meluas pada satu waktu, menangis dan kecewa pada waktu
berikutnya).(1,3)
Kata sifat yang biasanya digunakan untuk menggambarkan mood meliputi depresi, kecewa,
iritabel, cemas, marah, ekspansif, euphoria, kosong, merasa bersalah, tak ada harapan,
sia2, rendah diri, ketakutan, dan membingungkan.(1,3)
Mood swing : peralihan (ossilaciton) suasana perasaan emosional seseorang diantara
periode elasi dan peride depresi.(1,2)
Disforia : suasana perasaan yang tidak nyaman; kondisi mood dimana terdapat
ketidakpuasan atau kegelisahan secara umum. Dapat dijumpai pada depresi atau
anxietas.(1,2)
Euthymia : mood dalam rentang normal, tidak ada mood yang depresi ataupun
meningkat.(1,2)
Ekspansif : ekspresi perasaan tanpa pengendalian, seringkali disertai overestimasi (penilaian
yang lebih tentang dirinya) betapa penting atau bermaknanya ia. Dapat dijumpai pada manic
dan waham kebesaran.(1,2)
Iritabel : keadaan dimana seseorang mudah tersinggung dan dibuat marah.(1,2)
Labil : peralihan dalam mood antara euphoria dan kesedihan atau anxietas (tidak sampai
pada titik ekstrem).(1,2)
Elevasi : perasaan kepercayaan diri dan kesenangan; mood yang lebih ceria dibanding
normal, tapi tidak harus patologis.(1,2)
Elasi : mood yang meliputi perasaan euphoria, kemenangan dan penuh kepuasan diri atau
optimisme. Dapat dijumpai pada mania, dengan waham kebesaran.(1,2)
Euphoria : perasaan yang berlebih2an dan tidak sesuai dengan kenyataan. Dapat terjadi
pada pasien dengan penggunaan obat seperti opiate, amfetamin dan alcohol.(1,2)
Depresi : keadaan mental yang mempunyai ciri2 kesedihan, kesepian, kekecewaan, rendah
diri, dan menyalahkan diri; meliputi tanda-tanda psikomotor retardasi atau pada suatu
waktu agitasi, penarikan dari kontak interpersonal, dan gejala vegetative seperti insomnia
dan anoreksia. Istilah ini merujuk pada mood dan dapat terjadi pada gangguan mood.(1,2)
Alexitimia : ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi
atau mood seseorang ; elaborasi/perluasan dari fantasi yang biasanya terjadi pada depresi ,
penyalahgunaan obat dan PTSD.(1,2)
Waham kongruen dengan mood : waham dengan isi sesuai mood (misal pasien depresi
yang percaya bahwa mereka bertanggung jawab akan kerusakan dunia).(1,2,3)
Halusinasi kongruen dengan mood : halusinasi dengan isi yang konsisten dengan mood
yang manic dan depresi (misal pasien depresi mendengarkan suara yang menceritakan
bahwa mereka orang yang jahat dan pasien manik mendengarkan suara yang menceritakan
bahwa mereka mempunyai kelebihan, kekuatan, atau pengetahuan).(1,2,3)
Waham tidak kongruen mood : waham yang isinya tidak berhubungan dengan mood atau
inapropiate mood (misal pasien depresi yang percaya bahwa mereka adalah Al Masih yang
baru).(1,2,3)
Halusinasi tidak kongruen mood : halusinasi yang isinya tidak konsisten dengan mood
depresi atau manic (misal pada depresi, halusinasi tidak meliputi tema-tema seperti
perasaan bersalah, merasa pantas dihukum atau ketidakmampuan; pada mania tidak
meliputi tema-tema seperti kelebihan atau kekuatan).(1,2,3)
AFEK
Definisi : pengalaman emosi subjektif dan segera yang melekat pada ide atau mewakili
mental pasien, dapat pula diartikan sebagai respon emosi saat ini tampak dari ekspresi
wajah pasien.(1,2,3)
Afek mempunyai manifestasi keluar dan dapat diklasifikasikan sebagai terbatas, menyempit,
tumpul, datar, luas, labil, apropiate, inapropiate.(1,2)
Afek dapat kongruen atau tidak kongruen dengan mood.
(1,2)
Dalam rentang yang normal dari afek dapat bervariasi dalam ekspresi wajah, suasana suara,
gerakan tangan dan tubuh.
(1,2)
Terbatas (restricted) : penurunan dalam rentang dan intensitas ekspresi, dimana kurang
parah dibanding afek tumpul tetapi jelas menurun.
(1,2)
Menyempit (constricted) : penurunan dalam rentang dan intensitas ekspresi, dimana lebih
menurun dari afek terbatas dan kurang parah dibanding afek tumpul.
(1,2)
Tumpul : ekspresi emosi sangat menurun, gangguan pada afek yang dimanifestasikan
dengan penurunan yang parah dalam intensitas suasana perasaan: salah satu gejala
fundamental skizofrenia, sebagaimana yang diuraikan oleh Eugen Bleuler.
(1,2)
Datar : untuk mendiagnosisnya, secara nyata tidak ada tanda yang terlihat dari ekspresi
afektif; suara pasien monoton dan wajahnya imobil. Pasien kesulitan untuk memulai,
melanjutkan atau menghentikan respon emosional.
(1,2)
Labil : ekspresi afektif yang mempunyai ciri perubahan yang cepat dan tiba-tiba serta tidak
berhubungan dengan stimulus luar. (1,2)
Apropiate : suasana emosional yang serasi dengan ide, pikiran atau pembicaraan yang
menyertainya. (1,2)
Inapropiate : suasana emosional yang tidak sesuai dengan ide, pikiran atau pembicaraan
yang menyertainya. Terlihat dalam skizofrenia. (1,2)
Kesimpulan : afek berfluktuasi dengan perubahan pikiran seseorang dan mood lebih konstan
sepanjang waktu.
Daftar Pustaka
1. Sadock & Sadock. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins
2. Jane E. Edgerton. 1994. AMERICAN PSYCHIATRIC GLOSSARY SEVENTH EDITION.
USA :New York.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar